Perang Dingin adalah sebutan bagi sebuah periode di mana terjadi
konflik, ketegangan, dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta
sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta sekutunya disebut Blok Timur)
yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan keduanya terjadi di
berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan tilik sandi;
militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan; perlombaan
nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Ditakutkan bahwa perang ini
akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi.
Istilah "Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh
Bernard Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk
menggambarkan hubungan yang terjadi di antara kedua negara adikuasa
tersebut.
Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu dan berhasil menghancurkan Jerman
Nazi, kedua belah pihak berbeda pendapat tentang bagaimana cara yang
tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Selama beberapa dekade
selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar Eropa dan
merambah ke seluruh dunia ketika AS membangun "pertahanan" terhadap
komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai negara,
terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.
Meskipun kedua negara adikuasa itu tak pernah bertempur secara
langsung, namun konflik di antara keduanya secara tak langsung telah
menyebabkan berbagai perang lokal seperti Perang Korea, invasi Soviet
terhadap Hungaria dan Cekoslovakia dan Perang Vietnam.
Hasil dari Perang Dingin termasuk (dari beberapa sudut pandang)
kediktatoran di Yunani dan Amerika Selatan. Krisis Rudal Kuba juga
adalah akibat dari Perang Dingin dan Krisis Timur Tengah juga telah
menjadi lebih kompleks akibat Perang Dingin. Dampak lainnya adalah
terbaginya Jerman menjadi dua bagian yaitu Jerman Barat dan Jerman
Timur yang dipisahkan oleh Tembok Berlin. Namun ada pula masa-masa di
mana ketegangan dan persaingan di antara keduanya berkurang. Perang
Dingin mulai berakhir di tahun 1980-an ketika Pemimpin Uni Soviet
Mikhail Gorbachev meluncurkan program reformasi, perestroika dan
glasnost. Secara konstan, Uni Soviet kehilangan kekuatan dan
kekuasaannya terhadap Eropa Timur dan akhirnya dibubarkan pada tahun
1991.
Latar belakang
Setelah Perang Dunia II berakhir, muncul beberapa peristiwa penting
yang mempengaruhi kehidupan bangsa-bangsa di dunia. Peristiwa-peristiwa
itu antara lain yaitu: Pertama, Amerika Serikat muncul sebagai salah
satu negara pemenang perang di pihak Sekutu. Peran Amerika Serikat
sangat besar membantu negara-negara Eropa Barat untuk memperbaiki
kehidupan perekonomiannya setelah Perang Dunia II. Kedua, Uni Soviet
juga muncul sebagai negara besar pemenang perang dan berperan membangun
perekonomian negara-negara Eropa Timur. Ketiga, munculnya negara-negara
yang baru merdeka setelah Perang Dunia II di wilayah Eropa. Perang
Dunia II yang berakhir dengan kemenangan di pihak Sekutu tidak terlepas
dari peran Uni Soviet, Uni Soviet membebaskan Eropa Timur dari tangan
Jerman.
Sambil membebaskan Eropa Timur dari tangan Jerman, Uni Soviet
mempergunakan kesempatan itu untuk meluaskan pengaruhnya, dengan cara
mensponsori terjadinya perebutan kekuasaan di berbagai negara Eropa
Timur seperti di Bulgaria, Albania, Hongaria, Polandia, Rumania, dan
Cekoslowakia, sehingga negara-negara tersebut masuk kedalam pengaruh
pemerintahan komunis Uni Soviet. Uni Soviet mengalami penguatan otoritas
yang cukup berarti setelah Perang Dunia II. Kerjasama diplomatik
dengan 52 negara terbentuk pada saat itu. Uni Soviet pun turut serta
dalam Konferensi Paris tahun 1946, untuk membahas nasib negara-negara
bekas sekutu Jerman seperti Italia, Bulgaria, Hungaria, Rumania, dan
Finlandia.
Amerika Serikat bersama Uni Soviet juga memprakarsai berdirinya PBB
pada tahun 1945 bersama dengan kekuatan anti-Fasis lainnya. Namun
kemesraan hubungan negara-negara yang tergabung dalam koalisi
anti-Fasisme itu tidak bertahan lama dan semulus yang diharapkan. Pada
tahun 1946, Stalin yang mengusung ide “Komunisme Internasional”
(Komintern) menuduh Inggris dan Amerika Serikat melancarkan
kebijakan-kebijakan internasional yang agresif. Tuduhan ini dijawab
oleh Perdana Menteri Inggris dengan menentang kekuatan yang disebutnya
“Komunis Timur”, yang akhirnya membelah sistem perpolitikan
internasional menjadi dua.
II.1.
Periode 1945-1969 Berakhirnya Perang Dunia II telah mengubah
perkembangan politik dunia. Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai
negara pemenang perang muncul menjadi kekuatan raksasa. Dua negara
tersebut memiliki perbedaan ideologi, Amerika Serikat memiliki ideologi
liberal-kapitalis, sedangkan Uni Soviet berideologi sosialis-komunis.
Dalam waktu singkat memang pernah terjadi persahabatan diantara
keduanya, namun kemudian muncul antagonisme diantara mereka. Ada dua
karakter pada periode ini, Pertama, adanya keprihatinan akan ambisi
rivalnya yang menimbulkan pesimisme. Kedua, Amerika Serikat dan Uni
Soviet merupakan kekuatan militer yang sangat kuat dan memiliki
kemampuan untuk menghancurkan musuhnya dengan senjata atom.
Sehingga dalam periode ini muncul hal-hal sebagai berikut:
1. Doktrin Pembendungan Bulan Februari 1946, Stalin memberikan pidato
yang berbicara tentang “tak terhindarnya konflik dengan kekuatan
kapitalis. Ia mendesak rakyat Soviet untuk tidak terperdaya dengan
berakhirnya perang yang berarti negara bisa santai. Sebaliknya perlu
mengintensifkan usaha memperkuat dan mempertahankan tanah air. Tidak
lama setelah munculnya tulisan George F Kennan, diplomat di Kedubes AS
di Uni Soviet, yang memaparkan tentang kefanatikan Uni Soviet, Presiden
Harry S Truman mendeklarasikan apa yang kemudian disebut Doktrin
Truman. Doktrin ini menggarisbawahi strategi pembendungan politik luar
negeri AS sebagai cara untuk menghambat ambisi ekspansionis Uni Soviet.
AS juga merekrut sekutu-sekutunya untuk mewujudkan tujuan itu. Karena
menurut teori domino, jika satu negara jatuh maka akan berjatuhanlah
negara-negara tetangga lainnya.
2. Lingkungan Pengaruh dan Pembentukan Blok Ketidakmampuan sebuah
negara adidaya memelihara ”lingkungan pengaruh” diinterpretasikan
sebagai akibat dari program global negara adidaya yang lain. Misalnya
ketika Uni Soviet memasuki Eropa Timur, para pemimpin AS menilainya
sebagai bagian dari usaha Uni Soviet menaklukan dunia. Begitu pula
ketika AS membentuk Pakta ANZUS pada tahun 1951, para pemimpin Uni
Soviet menilainya sebagai bagian dari usaha AS untuk mendominasi dunia.
Perebutan lingkungan pengaruh diantara dua negara adidaya ini
melahirkan sebuah pola yang bipolar. AS dan sekutunya merupakan satu
polar, sedangkan di polar (kutub) yang lain muncul Uni Soviet dengan
sekutunya. Amerika Serikat dan sekutunya membentuk Organisasi
Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO)
yang berdiri pada tanggal 4 April 1949 di Washington, AS. Apabila salah
satu anggota NATO diserang, maka serangan itu dianggap sebagai
serangan terhadap NATO. Di pihak lain, Uni Soviet dan sekutunya
membentuk Pakta Warsawa (Warsawa Pact) pada tanggal 14 Mei 1955 di
Praha-Cekoslowakia atas dasar ”Pact of Mutual Assistance and Unified
Command”. Di berbagai kawasan pun muncul blok-blok yang memihak salah
satu negara adidaya, di Asia Tenggara dibentuk South East Asia Treaty
Organization (SEATO) pada tanggal 8 September 1954 di Manila,
Philipina.
SEATO ditujukan untuk menahan pengaruh komunis di Asia Tenggara,
khususnya di Vietnam. Sebagai salah satu organisasi yang berdiri di
Asia Tenggara, negara-negara utama di Asia Tenggara malah tidak
diikutsertakan di SEATO, anggota-anggotanya yang utama justru
negara-negara Blok Barat yang dipimpin oleh AS. Di kawasan Timur Tengah
juga dibentuk Organisasi Pertahanan Timur Tengah (Middle Eastern Treaty
Organization/METO). Sedangkan Uni Soviet juga menjalin kerjasama
dengan RRC pada tahun 1950 untuk menghadapi kemungkinan agresi Jepang
sebagai negara di bawah kendali AS. Serta pembentukan Cominform (The
Communist Information Bureau) di Beograd, Yugoslavia pada tahun 1947.
Di sisi lain, kegiatan spionase juga turut mewarnai Perang Dingin. KGB
(Komitet Gusudarstvennoy Bezopasnosti), dinas rahasia Uni Soviet, dan
CIA (Central Intelligence Agency), dinas rahasia AS selalu berusaha
untuk memperoleh informasi rahasia mengenai segala hal yang menyangkut
negara-negara yang berada di bawah pengaruh kedua belah pihak serta
informasi-informasi sensitif mengenai lawannya sendiri.
II.2.
Periode 1969-1979 Hubungan Amerika Serikat-Uni Soviet mengalami
perubahan drastis dengan terpilihnya Richard Nixon sebagai Presiden AS.
Didampingi penasehat keamanannya, Henry A. Kissinger, Richard Nixon
menempuh pendekatan baru terhadap Uni Soviet pada tahun 1969. Tidak
disangka, ternyata Uni Soviet juga sedang mengambil pendekatan yang sama
terhadap AS. Pendekatan ini lazim disebut détente (peredaan
ketegangan). Sebagai sebuah strategi politik luar negeri, détente
dijelaskan Kissinger sebagai upaya menciptakan ”kepentingan tertentu
dalam kerjasama dan perbatasan, sebuah lingkungan dimana kompetitor
dapat meregulasi dan menghambat perbedaan diantara mereka dan akhirnya
melangkah dari kompetisi menuju kerjasama”. Sebagai langkah lebih
lanjut, pada 26 Mei 1972 Presiden Richard Nixon dan Leonid Brezhnev
menandatangani Strategic Arms Limitation Treaty I (SALT I) di Moskow.
SALT I berisi kesepakatan untuk membatasi persediaan senjata-senjata
nuklir strategis/Defensive Antiballistic Missile System. SALT I juga
berisi kesepakatan untuk membatasi jumlah misil nuklir yang dimiliki
oleh kedua belah pihak, sehingga Uni Soviet hanya diijinkan untuk
memiliki misil maksimal 1600 misil, dan AS hanya diijinkan memiliki 1054
misil.
II.3.
Periode 1979-1985 Setelah 10 tahun dijalankan, tampaknya Uni Soviet
tidak kuat lagi untuk menjalani détente. Akhirnya pada tahun 1979 Uni
Soviet pun menduduki Afghanistan yang sebenarnya mengundang pasukan Uni
Soviet masuk kesana untuk membantu mereka. Aksi semena-mena ini
mengundang reaksi keras dari pihak AS, Presiden AS Jimmy Carter
menyatakan, agresi Uni Soviet di Afghanistan mengkonfrontasi dunia
dengan tantangan strategis paling serius sejak Perang Dingin dimulai.
Lalu akhirnya muncullah Doktrin Carter yang menyatakan bahwa AS
berkeinginan untuk menggunakan kekuatan militernya di Teluk Persia.
Setelah Reagan mengambil alih jabatan presiden, ia juga melancarkan
Doktrin Reagan yang mendukung pemberontakan anti-komunis di Afghanistan,
Angola, dan Nikaragua. Para pemberontak ini bahkan diberi istilah
halus ”pejuang kemerdekaan” (freedom fighters).
Bahkan AS juga berbicara tentang kemampuan nuklirnya, termasuk ancaman
serangan pertama. Tapi walaupun di periode ini terjadi ketegangan yang
memuncak antara AS dan Uni Soviet, ternyata masih bisa terjadi
perjanjian SALT II (Strategic Arms Limitation Treaty II) pada
pertengahan 1979 di Vienna. Pada saat itu Carter dan Brezhnev setuju
untuk membatasi kepemilikan peluncur senjata nuklir maksimal 2400 unit,
dan maksimal 1320 unit Multiple Independently Targeted Reentry Vehicle
(MIRV) . Dan juga Perjanjian Pengurangan Senjata-senjata Strategis
(Strategic Arms Reduction Treaty/START) pada tahun 1982 yang berisi
kesepakatan untuk memusnahkan senjata nuklir yang berdaya jarak
menengah. Walaupun sudah banyak dilakukan perjanjian-perjanjian
pembatasan dan/atau pengurangan senjata nuklir, namun berdasarkan data
pada tahun 1983 ternyata Uni Soviet memiliki keunggulan yang cukup
besar dibandingkan dengan Amerika Serikat.
Tabel II.1.
Perbandingan Persenjataan Nuklir antara AS dan Uni Soviet pada tahun
1983 Jenis Persenjataan Uni Soviet Amerika Serikat Rudal Balistik
berpangkalan di darat 1398 1052 Rudal yang dilontarkan dari kapal selam
989 584 Pesawat pengebom berawak dengan rudal 150 376 Multiple
Independently Targettable Reentry Vehicles/MIRVS 4872 6774 Kekuatan
nuklir medan: Rudal 850 108 Kekuatan nuklir medan: Pesawat pengebom 860
218
Tabel II.2.
Perbandingan Senjata Konvensional antara Pakta Warsawa dengan NATO pada
tahun 1983 Jenis Persenjataan Pakta Warsawa NATO Tank 45.000 17.000
Senjata Artileri 19.400 9.500 Senjata Anti Pesawat Udara 6.500 6.300
Pelontar Rudal Darat ke Udara 6.300 1.800 Pelontar Rudal Darat ke Darat
1.200 350
II.4.
Periode 1985-1991 Pada Maret 1985, MG mulai memimpin Uni Soviet.
Perubahan secara besar-besaran mulai tampak pada masa ini. Gorbachev
berbeda dengan penguasa-penguasa Uni Soviet sebelumnya, pada tahun 1987
ia berkunjung ke AS untuk mendekatkan keduanya kedalam sebuah forum
dialog. Bahkan pada tahun 1988, Persetujuan Genewa dicapai dan pada 15
Februari 1989 seluruh tentara Uni Soviet telah mundur dari Afghanistan.
Komitmen Gorbachev semakin terlihat saat Uni Soviet tidak menghanyutkan
diri dan mengambil sikap lebih netral dalam Perang Teluk tahun
1990-1991. Bahkan bantuan untuk Kuba yang telah diberikan selama 30
tahun pun dihentikan pada tahun 1991 oleh Gorbachev. Namun kebebasan dan
keterbukaan yang dicanangkan oleh Gorbachev menimbulkan reaksi keras
dari tokoh-tokoh komunis dalam negeri. Puncaknya terjadi pada Kudeta 19
Agustus 1991 yang didalangi oleh Marsekal Dimitri Yazow (Menteri
Pertahanan), Jenderal Vladamir Kruchkov (Kepala KGB), dan Boris Pugo
(Menteri Dalam Negeri). Namun ternyata kudeta itu gagal karena mendapat
perlawanan dan penolakan dari rakyat Uni Soviet dibawah pimpinan Boris
Yeltsin dan Unit Militer Uni Soviet.
Sebagai akibat dari kudeta itu; Latvia, Lithuania, Estonia, Georgia,
Maldova memisahkan diri dari Uni Soviet. Latvia, Listhuania dan Estonia
sendiri berhasil memperoleh kemerdekaan dari Uni Soviet pada tanggal 6
September 1991. Akhirnya, Gorbachev mengakui bahwa sistem komunis
telah gagal di Uni Soviet. Pada akhir 1991, negara Uni Soviet yang
telah berumur 74 tahun itupun runtuh dan terpecah-pecah menjadi
beberapa negara yang sekarang termasuk dalam persemakmuran Uni Soviet
(Commonwealth of Independent State/CIS). Bubarnya Uni Soviet ini
menandai berakhirnya Perang Dingin dengan kemenangan di pihak AS.
Bubarnya Uni Soviet ini menandai berakhirnya Perang Dingin dengan
kemenangan di pihak AS.
Jumat, 02 Maret 2012
Pasukan Hantu Dari Kalimantan yang Ditakuti oleh Belanda
Pada
zaman penjajahan di Kalimantan dahulu kala, serdadu Belanda
bersenjatakan senapan dengan teknologi mutakhir pada masanya, sementara
prajurit Dayak umumnya hanya mengandalkan sumpit. Akan tetapi, serdadu
Belanda ternyata jauh lebih takut terkena anak sumpit ketimbang prajurit
Dayak diterjang peluru.
Penyebab
yang membuat pihak penjajah gentar itu adalah anak sumpit yang beracun.
Sebelum berangkat ke medan laga, prajurit Dayak mengolesi mata anak
sumpit dengan getah pohon ipuh atau pohon iren. Dalam kesenyapan, mereka
beraksi melepaskan anak sumpit yang disebut damek.
"Makanya,
tak heran penjajah Belanda bilang, menghadapi prajurit Dayak itu
seperti melawan hantu," tutur Pembina Komunitas Tarantang Petak Belanga,
Chendana Putra, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Tanpa
tahu keberadaan lawannya, tiba-tiba saja satu per satu serdadu Belanda
terkapar, membuat sisa rekannya yang masih hidup lari terbirit-birit.
Kalaupun sempat membalas dengan tembakan, dampak timah panas ternyata
jauh tak seimbang dengan dahsyatnya anak sumpit beracun.
Tak
sampai lima menit setelah tertancap anak sumpit pada bagian tubuh mana
pun, para serdadu Belanda yang awalnya kejang-kajang akan tewas. Bahkan,
bisa jadi dalam hitungan detik mereka sudah tak bernyawa. Sementara,
jika prajurit Dayak tertembak dan bukan pada bagian yang penting, peluru
tinggal dikeluarkan. Setelah dirawat beberapa minggu, mereka pun siap
berperang kembali.
Penguasaan medan yang dimiliki prajurit Dayak sebagai warga setempat tentu amat mendukung pergerakan mereka di hutan rimba.
"Karena
itu, pengaruh penjajahan Belanda di Kalimantan umumnya hanya
terkonsentrasi di kota-kota besar tapi tak menyentuh hingga pedalaman,"
kata Chendana.
Tak
hanya di medan pertempuran, sumpit tak kalah ampuhnya ketika digunakan
untuk berburu. Hewan-hewan besar akan ambruk dalam waktu singkat. Rusa,
biawak, atau babi hutan tak akan bisa lari jauh. "Apalagi, tupai, ayam
hutan, atau monyet, lebih cepat lagi," katanya.
Bagian
tubuh yang terkena anak sumpit hanya perlu dibuang sedikit karena
rasanya pahit. Uniknya, hewan tersebut aman jika dimakan. "Mereka yang
mengonsumsi daging buruan tak akan sakit atau keracunan," kata Chendana.
Baik hewan maupun manusia, setelah tertancap anak sumpit hanya bisa berlari sambil terkencing-kencing.
"Bukan
sekadar istilah, dampak itu memang nyata secara harfiah. Orang atau
binatang yang kena anak sumpit, biasanya kejang-kejang sambil
mengeluarkan kotoran atau air seni sebelum tewas," tambah Chendana.
10 Penguasa Terkejam ( Termasuk Indonesia )
Inilah
daftar orang terkejam di dunia yang tidak mempunyai keprikemanusiaan dan
prikeadilan, bahwa mereka merencanakan sesuatu demi kepribadian sendiri
dan tanpa mengetahui nasib orang lain. Dan kami sebagai photografer di
seluruh dunia memilih daftar penjahat terkejam yang membantai seluruh
umat manusia lewat majalah publizer dunia, daftar penjahat terkejam itu
sebagai berikut ini:
1.Josef Stalin
Josif
(Josef) Vissarionovich Stalin , Iósif Vissariónovich Stálin), nama asli
Ioseb Jughashvili, (21 Desember 1879 (tarikh Kalender Gregorian) – 5
Maret 1953) adalah pemimpin Uni Soviet dan seorang diktator yang sangat
kejam, dikenal juga dengan sebutan Manusia Baja. Ia diperkirakan telah
memerintahkan pembunuhan sekitar 30 juta jiwa penduduk Rusia dan
negara-negara sekitarnya. Ia juga dikenal sebagai orang yang membenci
agama. Tadinya ia masuk seminari di Tbilisi, namun ia kemudian menjadi
tak percaya lagi pada Tuhan setelah membaca buku Asal-usul Spesies karya
Charles Darwin.
Ia
tampil sebagai pemimpin partai komunis dalam negara Uni Republik Soviet
Sosialis.Saingan utama Stalin adalah Leon Trotsky, Leon berhasil diusir
keluar dari Rusia kemudian dibunuh. Menjelang tahun 1929 Stalin menjadi
kepala negara. Ia memperlakukan saingannya atau siapapun yang melawannya
degan kejam mereka semua dihukum mati sebagai mesuh negara Sovyet atau
menjebloskannya ke dalam kampkamp penjara. Dalam Perang Dunia II
(1939-1945) Rusia berperang dengan Inggris serta Amerika Serikat melawan
Jerman. Tetapi seusai perang Stalin ' memasang Tirai Besi' antara
sekutu Barat dan Rusia dan sebagian besar negara di Eropa Timur
dijadikan negara Komunis. Stalin berkuasa sampai akhir hayatnya pada
usia 73 tahun. Pada masa pemerintahannya ia tidak hanya mengawasi
seluruh negara Rusia, melainkan juga negara-negara di luar Rusia.
2. Mao Zedong
Mao
Zedong (Shaoshan, Hunan, 26 Desember 1893 – Beijing, 9 September 1976),
adalah nama seorang tokoh filsuf dan pendiri negara Republik Rakyat
Cina.
Mao dan Partainya
Partai
Mao didirikan pada tahun 1921 dan Mao semakin hari semakin vokal.
Antara tahun 1934 – 1935 ia memegang peran utama dan memimpin Tentara
Merah Cina menjalani “Mars Panjang”. Lalu semenjak tahun 1937 ia ikut
menolong memerangi Tentara Dai Nippon yang menduduki banyak wilayah
Cina. Akhirnya Perang Dunia II berakhir dan perang saudara berkobar
lagi. Dalam perang yang melawan kaum nasionalis ini, Mao menjadi
pemimpin kaum Merah dan akhirnya ia menangkan pada tahun 1949. Pada
tanggal 1 Oktober tahun 1949, Republik Rakyat Cina diproklamasikan dan
pemimpin Cina nasionalis; Chiang Kai Shek melarikan diri ke Taiwan.
Mao dan Kebijakan Politiknya
Mao
membedakan dua jenis konflik; konflik antagonis dan konflik
non-antagonis. Konflik antagonis menurutnya hanya bisa dipecahkan dengan
sebuah pertempuran saja sedangkan konflik non-antagonis bisa dipecahkan
dengan sebuah diskusi. Menurut Mao konflik antara para buruh dan
pekerja dengan kaum kapitalis adalah sebuah konflik antagonis sedangkan
konflik antara rakyat Cina dengan Partai adalah sebuah konflik
non-antagonis.
Pada
tahun 1956 Mao memperkenalkan sebuah kebijakan politik baru di mana
kaum intelektual boleh mengeluarkan pendapat mereka sebagai kompromis
terhadap Partai yang menekannya karena ingin menghindari penindasan
kejam disertai dengan motto: “Biarkan seratus bunga berkembang dan
seratus pikiran yang berbeda-beda bersaing.” Tetapi ironisnya kebijakan
politik ini gagal: kaum intelektual merasa tidak puas dan banyak
mengeluarkan kritik. Mao sendiri berpendapat bahwa ia telah dikhianati
oleh mereka dan ia membalas dendam. Sekitar 700.000 anggota kaum
intelektual ditangkapinya dan disuruh bekerja paksa di daerah pedesaan.
Mao
percaya akan sebuah revolusi yang kekal sifatnya. Ia juga percaya bahwa
setiap revolusi pasti menghasilkan kaum kontra-revolusioner. Oleh
karena itu secara teratur ia memberantas dan menangkapi apa yang ia
anggap lawan-lawan politiknya dan para pengkhianat atau kaum
kontra-revolusioner. Peristiwa yang paling dramatis dan mengenaskan hati
ialah peristiwa Revolusi Kebudayaan yang terjadi pada tahun 1966. Pada
tahun 1960an para mahasiswa di seluruh dunia memang pada
senang-senangnya memberontak terhadap apa yang mereka anggap The
Establishment atau kaum yang memerintah. Begitu pula di Cina. Bedanya di
Cina mereka didukung oleh para dosen-dosen mereka dan pembesar-pembesar
Partai termasuk Mao sendiri.
Para
mahasiswa dan dosen mendirikan apa yang disebut Garda Merah, yaitu
sebuah unit paramiliter. Dibekali dengan Buku Merah Mao, mereka
menyerang antek-antek kapitalisme dan pengaruh-pengaruh Barat serta kaum
kontra-revolusioner lainnya. Sebagai contoh fanatisme mereka, mereka
antara lain menolak berhenti di jalan raya apabila lampu merah menyala
karena mereka berpendapat bahwa warna merah, yang merupakan simbol
sosialisme tidak mungkin mengartikan sesuatu yang berhenti. Maka para
anggota Garda Merah ini pada tahun 1966 sangat membabi buta dalam
memberantas kaum kontra revolusioner sehingga negara Cina dalam keadaan
amat genting dan hampir hancur; ekonominyapun tak jalan. Akhirnya Mao
terpaksa menurunkan Tentara Pembebasan Rakyat untuk menanggulangi mereka
dan membendung fanatisme mereka. Hasilnya adalah perang saudara yang
baru berakhir pada tahun 1968.
G30S PKI dan Keterlibatan Mao
Masa
Revolusi Kebudayaan Cina juga bertepatan dengan masa-masa pemberontakan
G-30-S PKI di Indonesia di mana beberapa kalangan di Indonesia menuduh
orang-orang dari Republik Rakyat Cina sebagai dalangnya. Mao
menyangkalnya dan hubungan antara Indonesia dan RRT yang sebelumnya
hangat menjadi sangat dingin sampai hubungan diplomatik dibuka kembali
pada tahun 1990, jauh setelah Mao meninggal dunia.
Kegagalan Mao
Pada
tahun 1958 Mao meluncurkan apa yang ia sebut Lompatan Jauh ke Depan di
mana daerah pedesaan direorganisasi secara total. Di mana-mana didirikan
perkumpulan-perkumpulan desa (komune). Secara ekonomis ternyata ini
semua gagal. Komune-komune ini menjadi satuan-satuan yang terlalu besar
dan tak bisa terurusi. Diperkirakan kurang lebih hampir 20 juta jiwa
penduduk Cina kala itu tewas secara sia-sia.
3. Adolf Hitler
Adolf
Hitler (20 April 1889 – 30 April 1945) adalah Kanselir Jerman dari
tahun 1933 dan Führer (Pemimpin) (Reich ketiga) Jerman sejak 1934 hingga
ia meninggal. Pada 2 Agustus 1934, ia menjadi diktator Jerman setelah
Presiden Von Hindenburg meninggal. Ia menyatukan jabatan kanselir dan
presiden menjadi Führer sekaligus menjadikan Nazi sebagai partai tunggal
di Jerman. Ia juga seorang Ketua Partai Nasionalis-Sosialis (National
Socialist German Workers Party atau Nationalsozialistische Deutsche
Arbeiterpartei/NSDAP) yang dikenal dengan Nazi. Nazi secara resmi
dibubarkan setelah Jerman kalah dalam Perang Dunia II yang besar karena
sistem kediktatoran Hitler. Hitler seorang orator yang berkharisma,
Hitler merupakan salah satu pemimpin yang paling berpengaruh di
dunia.Ketika Perang Dunia II akan berakhir, Hitler bunuh diri di bunker
bawah tanah-nya di Berlin bersama istrinya yang dinikahinya belum lama
di dalam bunker, Eva Braun.
Nazi
Hitler
kemudian berkecimpung secara langsung dalam politik dan menjadi
pengurus Partai Buruh Jerman (bahasa Jerman: Deutsche
Arbeiterpartei/DAP) pada bulan Juli 1921. Hitler menggunakan kebolehan
berpidatonya untuk menjadi ketua partai. Dia kemudian menukar nama DAP
menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP) atau
partai Nazi.Pada tahun 1929 NSDAP menjadi pemenang mayoritas dalam
pemilihan umum di kota Coburg, dan kemudian memenangi pemilu daerah
Thüringen. Presiden Jerman masa itu, Paul von Hindenburg akhirnya
melantik Hitler sebagai Kanselir.
Hitler dan Teori Darwin
Teori
Darwin telah memasuki benak Hitler, bahkan meresap sampai ke tulang
sumsum. Hal ini amat terasa dalam bukunya Mein Kampf (Perjuanganku). Ia
menyamakan ras non-Eropa sebagai kera.
Dari
dalam dirinya tumbuh ‘kekuatan’ yang mendapat inspirasi dari teori
Darwin bahwa untuk mempertahankan hidup manusia harus bertarung. Ia
menerjemahkan impiannya dengan menyerang Austria, Cekoslowakia,
Perancis, Rusia, dll. Malah terbersit nafsu menguasai seluruh dunia. Ia
melansir konsep eugenetika yang menjadi dasar pijakan pandangan
evolusionis Nazi. Eugenetika berarti ‘perbaikan’ ras manusia dengan
membuang orang-orang berpenyakit dan cacat serta memperbanyak individu
sehat. Sehingga menurut teori itu, ras manusia bisa diperbaiki dengan
meniru cara bagaimana hewan berkualitas baik dihasilkan melalui
perkimpoian hewan yang sehat. Sedangkan hewan cacat dan berpenyakit
dimusnahkan.
Tak
lama setelah berkuasa, Hitler menerapkan teori itu dengan tangan besi.
Orang-orang lemah mental, cacat, dan berpenyakit keturunan dikumpulkan
dalam ‘pusat sterilisasi’ khusus. Karena dianggap parasit yang mengancam
kemurnian rakyat Jerman dan menghambat kemajuan evolusi, maka atas
perintah rahasianya, dalam waktu singkat mereka semua dibabat habis.
Masih
dalam eforia teori evolusi dan eugenetika, Nazi menghimbau muda-mudi
berambut pirang bermata biru yang diyakini mewakili ras murni Jerman
biar berhubungan seks tanpa harus menikah. Pada 1935, Hitler
memerintahkan didirikannya ladang-ladang khusus reproduksi manusia. Di
dalamnya tinggal para wanita muda yang memiliki ras Arya. Para perwira
SS (Schutzstaffel) sering mampir ke sana buat mesum dengan dalih
eugenetika. Para bayi yang lahir kemudian disiapkan menjadi prajurit
masa depan ‘Imperium Jerman’.Menurut Charles Darwin, karena ukuran
tengkorak manusia membesar saat menaiki tangga evolusi, maka di seluruh
Jerman dilakukan pengukuran buat membuktikan tengkorak bangsa Jerman
lebih besar dari ras lain. Mereka yang tak sebesar ukuran resmi,
begitupun yang gigi, mata, dan rambut di luar kriteria evolusionis
langsung dihabisi.
Perang Dunia II dan Kejatuhannya
Pada
September 1939, Hitler menyerang Polandia dengan serangan taktik
blitzkrieg (serangan darat, udara secara kilat) mencapai kejayaan yang
mengejutkan musuh dan jenderalnya sendiri. Serangan terhadap Polandia
menyebabkan musuh-musuhnya Inggris dan Perancis menyatakan perang
terhadap Jerman, dengan itu dimulailah Perang Dunia II.
Pada
masa Perang Dunia II, pihak Inggris dipimpin oleh Sir Winston Churchill
yang menggantikan Arthur Neville Chamberlain yang jatuh akibat skandal
serbuan Nazi ke Polandia 1939, Perancis yang dipimpin oleh Jendral
Gamelin yang saat itu ditunjuk sebagai komando tertinggi sekutu gagal
menahan serangan kilat Jerman ke Belgia dan Perancis, Perancis akhirnya
dipimpin oleh Jenderal Charles de Gaulle yang memimpin pasukan
perlawanan Perancis pada masa Pemerintahan Vichy, serta bantuan Amerika
Serikat yang dipimpin Jendral Eisenhower sebagai panglima mandala di
Eropa meskipun sebelumnya Amerika Serikat enggan terlibat pada perang
yang sebelumnya dianggap sebagai perang Eropa itu.
Setelah
lama berperang dan setelah mengalami kekalahan di setiap medan
pertempuran, Hitler menyadari bahwa kekalahan sudah tidak dapat
dielakkan. Awal kekalahan Hitler adalah saat menggempur Kota Kursk Uni
Soviet dengan Operasi Citadel, kekuatan Jerman terdiri dari 800.000
infanteri, 2.700 tank lapis baja, 2.000 pesawat tempur dan dipimpin oleh
Jenderal Erich Von Manstein dan Jenderal Walther Models sedangkan
kekuatan Uni Soviet terdiri dari 1.300.000 infanteri, 3.600 tank, dan
2.400 pesawat tempur. Rencana serangan ini telah diketahui secara detail
oleh intelejen Uni Soviet yang berada di Switzerland. Stalin pun
langsung memerintahkan tentaranya untuk membangun pertahanan kuat di
kawasan Kursk. Di pertempuran inilah banyak sekali tank - tank andalan
Jerman dan Uni Soviet hancur, diantaranya Tank Tiger, Panther, Elefant
(Jerman) dan Tank T-34, SU -152, dan KV -1.
Jerman
mengalami pukulan mematikan di Stalingrad serta Serangan pukulan sekutu
di Normandia dan gagal dalam Ardennes Offensive, yaitu serangan balasan
yang dilakukan tentara jerman atau Wehrmacht dan beberapa divisi panzer
yang masih tersisa dipimpin Jenderal Mantauffel pada saat musim salju
untuk merebut kembali Kota Antwerp di Belgia. Serangan ini berlangsung
secara terseok - seok dan berakhir gagal karena kurangnya pasokan
logistik dan bahan bakar untuk Panzer dari Jerman sehingga banyak panzer
yang masih 'Fresh from the Oven' seperti tank Tiger dan Panther
teronggok di pinggir jalan karena kehabisan solar.Hitler yang menyadari
kejatuhannya sudah dekat kemudian mengawini wanita simpanannya Eva
Braun, kemudian bunuh diri bersama-sama pada 30 April 1945. Jasadnya
dibakar agar tidak jatuh ke tangan musuh.
4. Vladimir Lenin
Vladimir
Illich Lenin, nama aslinya adalah Vladimir Ilyich Ulyanov (10 April (22
April menurut tarikh Kalender Gregorian) 1870 - 21 Januari 1924),
adalah seorang revolusioner komunis Rusia, pemimpin partai Bolshevik,
Perdana Menteri Uni Soviet pertama dan pencipta paham Leninisme.Nama
Lenin sebenarnya adalah sebuah nama samaran dan diambil dari nama sungai
Lena, di Siberia.
Perkembangannya Menjadi seorang Revolusioner
Sementara
itu ketika bekerja sebagai seorang pengacara di Saint Petersburg, ia
mulai mengenal karya-karya Karl Marx dan Friedrich Engels. Karena karya
tentang Marxisme dilarang di Rusia, Leninpun ditangkap dan dipenjara
selama setahun. Lalu ia dibuang ke Siberia. Saat di dalam penjara pun
Lenin menunjukkan bakatnya dengan mengalahkan para penghuni penjara yang
lain dalam bermain catur .Pada bulan Juli 1898, masih di Siberia, Lenin
menikahi seorang wanita sosialis bernama Nadezhda Krupskaya. Pada tahun
1899, ia menulis buku tentang perkembangan Kapitalisme di Rusia. Pada
tahun 1900, ia diperbolehkan pulang dari Siberia. Lalu ia berkeliling
Eropa dan mengunjungi konferensi-konferensi Marxis.
Pada
tahun 1903 Lenin bertengkar dengan para pengurus Partai Sosial-Demokrat
dan Buruh Rusia mengenai struktur kepartaian. Martov seorang pengurus
menginginkan sebuah struktur yang agak lepas dan otonom sedangkan Lenin
menginginkan struktur yang sentralistik. Lalu partai ini pecah menjadi
dua. Orang-orang Lenin disebut kaum Bolshevik yang berarti mayoritas dan
orang-orang Julius Martov disebut kaum Menshevik yang berarti
minoritas.
Revolusi Rusia
Pada
bulan Februari 1917, berhubung dengan kekalahan besar Rusia di Perang
Dunia I, maka Tsar Nikolas II dipaksa untuk turun takhta. Lalu dibentuk
sebuah kabinet yang dipimpin oleh Alexander Kerensky. Lalu Lenin pada
tanggal 16 April 1917 kembali ke Petrograd, nama kota Saint Petersburg
yang telah di'Rusia'-kan.
Kemudian
Lenin pada bulan Juli mencoba mengadakan pemberontakan kaum buruh.
Tetapi pemberontakan ini gagal, lalu Lenin melarikan diri ke Finlandia.
Pada bulan oktober ia kembali lagi dan berusaha mengadakan Revolusi
Oktober. Pada saat ini ia berhasil, maka pada tanggal 7 November 1917
menurut tarikh Kalender Gregorian atau tanggal 25 Oktober menurut tarikh
Kalender Julian, revolusinya berhasil dan Kerensky terpaksa melarikan
diri.Pada tanggal 30 Agustus 1918, Lenin ditembak oleh Fanya Kaplan,
seorang wanita revolusioner pula, sebanyak tiga kali. Kaplan menganggap
Lenin telah mengkhianati Revolusi Rusia. Lenin bisa selamat tetapi
kesehatannya mulai menurun dan akhirnya ia meninggal dunia pada tanggal
21 Januari 1924 setelah stroke empat kali.
5. Idi Amin
Jenderal
Idi Amin Dada Oumee (Koboko, Uganda, sekitar tahun 1925–Jeddah, Arab
Saudi, 16 Agustus 2003), yang juga dikenal dengan nama Idi Amin, adalah
pemimpin diktator militer di Uganda yang memerintah pada 25 Januari
1971- 13 April 1979.
Masa Berkuasa
Begitu
Idi Amin berkuasa, Uganda menjadi negara yang sangat terkenal di dunia
internasional. Pada bulan Agustus 1972, semua orang Asia berwarga negara
Inggris (60.000 jiwa) diberi waktu sembilan puluh hari untuk angkat
kaki dari Uganda. Tindakan ini bukan karena rasialisme, tetapi karena ia
ingin memberikan 'kemerdekaan yang sesungguhnya bagi rakyat Uganda'.
Yang kalang kabut tentu saja Inggris, yang para pejabatnya buru-buru
menghubungi Australia, Selandia Baru, dan negara-negara persemakmuran
Inggris lainnya untuk membicarakan penampungan, apalagi Kenya dan
Tanzania menolak memberikan penampungan terhadap para pengungsi. Sepuluh
hari kemudian ditetapkan aturan tambahan bahwa orang asing yang sudah
menjadi warga negara Uganda harus pergi dari Uganda.
Jumlahnya
sekitar 23.000 jiwa. Sudah tentu warga negara keturunan asing yang
lahir di Uganda kebingungan. Jika mereka pergi, status mereka adalah
tanpa negara (stateless). Ditambah lagi, India, Pakistan, dan Bangladesh
(negara asal mereka) menolak menerima kembali mereka. Ditambah pula
dengan kebijakan nasionalisasai perusahaan-perusahaan milik orang-orang
Eropa di Uganda. Idi Amin memang benar benar 'memusingkan banyak orang'.
Akibat keputusan ini, timbul krisis ekonomi parah di Uganda. Sekitar 90
% perdagangan dan industrinya dikuasai orang-orang Asia. Orang Uganda
sendiri masih sangat agraris tradisional dan kurang kecakapan, modal,
dan ketrampilan. Sebenarnya, rencana pengusiran orang Asia sudah
direncanakan oleh Milton Obote karena dirasakan terlalu mencengkram
ekonomi Uganda, tetapi masih menargetkan waktu lima tahun, dengan alasan
mempersiapkan orang Uganda.
Pemerintahan
Uganda sedemikian kacaunya sehingga Komisi Hukum Internasional PBB
melapor kepada sekjen PBB saat itu, Kurt Waldheim pada tanggal 7 Juni
1974, yang isinya: 'Uganda adalah negeri tanpa hukum'. Salah satu puncak
krisis adalah minta suakanya Menteri Keuangan Emmanuel Wakheya ke
Inggris karena tidak tahan lagi terhadap keputusan ekonomi yang diambil
oleh pemerintahan rezim militer Idi Amin.
Di
awal 1977, William Johnshon menulis laporan kepada harian Bangkok Post
yang isinya: 'Setelah empat tahun berkuasa, Idi Amin telah mengubah
kehidupan Uganda yang buruk. Dulu negeri Uganda pengekspor teh dan kopi,
namun karena sistem administrasi dan transportasi yang buruk, ratusan
karung kopi teronggok di gudang menunggu diekspor, semetara puluhan ribu
ton diselundupkan ke Kenya. Uganda dulunya sebagai salah satu negeri
tersubur di Afrika, kini hasil pertanian begitu langkanya sampai
penduduk kota menanam tebu dan pisang. Sabun, gula, dan gandum
diperlakukan seperti emas saking langkanya. Sementara di pedesaan hasil
panen begitu melimpah, penduduk kota tidak dapat menikmati hasilnya.
Lima tahun lalu beroperasi 298 bus yang dijalankan pemerintah, kini cuma
11 yang masih jalan.'Pada bulan April 1979, Idi Amin berhasil
digulingkan oleh tentara nasionalis Uganda yang dibantu Tanzania.
Sebelumnya Idi Amin dengan bantuan Libya mencoba menyerang Kagera,
provinsi utara Tanzania.
Idi
Amin akhirnya terbang mengungsi ke Libya yang kemudian meminta suaka ke
Jeddah, Arab Saudi serta menetap di sana. Menurutnya, angka kematian
100.000 sampai 300.000 orang yang dianiya dan dibunuh adalah akibat
kesalahan bagian intelijen. Bahkan Biro Riset Nasional mengancam akan
membunuhnya. Menurut Amin, banyak hal-hal buruk yang disembunyikan
ketika dia berkuasa. Ketika dia tahu keberadaan biro itu, semua sudah
terlambat.
Namun,
semasa Amin belum jatuh, David Martin dalam artikelnya di South China
Morning Post membeberkan bagaimana Idi Amin mengetahui sepak terjang
oknum-oknumnya. Ia mengaku tidak ingin jadi Presiden, tentaranyalah yang
memintanya, namun mengenai pengusiran orang Asia dia mengatakan,
'Mereka terlampau berkuasa dan mencemooh kaum kami'.
Idi
Amin mempunyai empat orang istri. Istri pertamanya adalah Sarah atau
Mama Malian yang dinikahinya pada tahun 1958, yang kedua Kay, yang
ketiga Norah, dan yang keempat Medina, yang dinikahinya pada tahun 1971.
Pada awal tahun 1974 ia ceraikan tiga istrinya yang pertama sehingga
tinggal Medina. Pada 1 Agustus 1975, ia menikah dengan Sarah, seorang
pembalap pasukan berani mati Angkatan Darat Uganda. Empat bulan
kemudian, dia menikahi Babirye putri seorang usahawan Uganda. Waktu itu
Idi Amin sudah mempunyai 34 orang anak.Pada tanggal 20 Juli 2003,
menjelang kematiannya di Rumah sakit Raja Faisal di Jeddah, istrinya
memohon kepada Presiden Uganda Yoweri Museveni agar Idi Amin dikuburkan
di negaranya, namun permintaan ini ditolak. Idi Amin meninggal di Arab
Saudi pada tanggal 16 Agustus 2003 dan dimakamkan di Jeddah.
Pada
tanggal 17 Agustus 2003, David Owen mengatakan dalam wawancara oleh
Radio BBC bahwa ketika menjabat sebagai Sekertaris Kementrian Luar
Negeri Inggris (1977-1979), dia memerintahkan agar Idi Amin dibunuh
untuk mengakhiri rezim terorya. Usulnya ditolak, namun alasan Owen
adalah rezim Idi Amin sangatlah buruk, sangat mengerikan bila dia
dibiarkan berkuasa terlalu lama.
6. Benito Mussolini
Benito
Amilcare Andrea Mussolini (29 Juli 1883 – 28 April 1945) adalah seorang
diktator Italia yang menganut Fasis. Ia adalah diktator Italia pada
periode 1922-1943. Ia dipaksa mundur dari jabatan Perdana Menteri Italia
pada 28 Juli 1943 setelah serangkaian kekalahan Italia di Afrika.
Setelah ditangkap, ia diisolasi. Dua tahun kemudian, ia dieksekusi di
Como, Italia utara. Mussolini mengakhiri sebuah dekade seperti di Jerman
yang dilakukan diktator Adolf Hitler dengan Nazi-nya.
Kehidupan Awal
Mussolini
lahir di Predappio, Forlì (Emilia-Romagna). Ayahnya Alessandro seorang
pandai besi dan ibunya Rosa seorang guru sekolah. Seperti ayahnya, ia
menjadi seorang sosialis berat. Tahun 1902 ia beremigrasi ke Swiss.
Karena sulit mencari pekerjaan tetap, akhirnya ia pindah ke Italia. Pada
1908 ia bergabung dengan surat kabar Austria di kota Trento.
Keluar
dari situ, ia jadi editor sebuah koran sosialis la Lotta di Class
(Pertentangan Kelas). Di sini antusiasmenya pada Karl Heinrich Marx
makin besar. Tahun 1910, ia menjabat sekretaris partai sosialis tingkat
daerah di Forlì dan kepribadiannya berkembang menjadi antipatriot.
Ketika Italia menyatakan perang dengan Kerajaan Ottoman tahun 1911, ia
dipenjara karena propaganda perdamaiannya. Ini bertentangan dengan
kinerjanya kemudian.
Setelah
ditunjuk jadi editor koran sosialis Avanti, ia pindah ke Milan,
tempatnya membangun dirinya sebagai kekuatan berpangaruh atas para
pemimpin buruh sosialis Italia. Ia percaya, para proletar bisa dibuhul
dalam gerakan fascio. Agaknya inilah cikal bakal gerakan fasis, yang
lahir di saat perekonomian Italia memburuk akibat perang, dan
pengangguran merebak di mana-mana. Pada Maret 1919, fasisme menjadi
suatu gerakan politik ketika ia membentuk Kelompok untuk Bertempur yang
dikenal sebagai baju hitam, yakni kumpulan penjahat, kriminal, dan
preman yang bertindak sebagai tukang pukul para cukong. Penampilan
mereka seram dan tiap hari terlibat perkelahian di jalan-jalan.
Setelah
gagal pada Pemilu 1919, ia mengembangkan paham kelompoknya, sehingga
mulai mendapat pengaruh. Mereka, kaum fasis, menolak parlemen dan
mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah di mana-mana. Pemerintah
liberal tak berdaya menghadapinya. Ia membawa 'geng'nya, sejumlah besar
kaum fasis yang bertampang sangar, untuk melakukan Berbaris ke
Roma.Melihat rombongan preman berwajah angker memasuki Roma, Raja
Vittorio Emanuele III menciut jeri. Mussolini diundang ke istana lalu
diberi posisi sang Pemimpin. Pada Oktober 1922, Raja memintanya
membentuk pemerintahan baru. Jadilah Italia dikelola pemerintahan fasis.
Gebrakan
pertamanya setelah memegang kekuasaan, adalah menyerang Ethiopia dengan
merujuk pada pandangan rasis Charles Robert Darwin, 'Ethiopia bangsa
kelas rendah, karena termasuk kulit hitam. Jika diperintah oleh ras
unggul seperti Italia, itu sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi.'
Bahkan ia bersikeras bahwa bangsa-bangsa berevolusi melalui peperangan.
Sehingga jadilah Italia waktu itu bangsa yang ditakuti sepak
terjangnya.
Yang
meresahkan, ketika ia menduduki Abbesinia tahun 1937, kontan dunia
tersentak. Teman akrabnya di Eropa adalah Adolf Hitler, dan mereka
membuat aliansi, yang menyeret Italia ke dalam Perang Dunia II di pihak
Jerman pada 1940. Namun, pasukannya kalah di Yunani dan Afrika, dan
Italia sendiri diserbu oleh pasukan Britania Raya dan Amerika Serikat
pada 1943. Pada saat itu Mussolini telah diturunkan dari takhtanya dan
ditahan. Pasukan payung Jerman membebaskan dan mengembalikannya berkuasa
di Italia Utara. Akhir riwayatnya tiba tak lama kemudian. Ketika
akhirnya Italia dikalahkan, ia ditembak oleh musuh Italianya dan
mayatnya digantung terbalik di Piazza Loreto di Milan.
7. Pol Pot
Saloth
Sar (19 Mei 1925 – 15 April 1998), lebih dikenal sebagai Pol Pot,
adalah pemimpin Khmer Merah dan Perdana Menteri Kamboja dari 1976 hingga
1979. Pemerintahannya banyak disalahkan untuk kematian sekitar dua juta
warga Kamboja, meski perkiraan jumlahnya beragam.
Kamboja Demokratis
Pada
awal 1976 pihak Khmer Merah menahan Sihanouk dalam tahanan rumah.
Pemerintah yang ada saat itu segera diganti dan Pangeran Sihanouk
dilepas dari jabatannya sebagai kepala negara. Kamboja menjadi sebuah
republik komunis dengan nama 'Kamboja Demokratis' (Democratic Kampuchea)
dan Khieu Samphan menjadi presiden pertama.Pada 13 Mei 1976 Pol Pot
dilantik sebagai Perdana Menteri Kamboja dan mulai menerapkan perubahan
sosialis terhadap negara tersebut. Pengeboman yang dilakukan pihak AS
telah mengakibatkan wilayah pedesaan ditinggalkan dan kota-kota sesak
diisi rakyat (Populasi Phnom Penh bertambah sekitar 1 juta jiwa
dibandingkan dengan sebelum 1976).
Saat
Khmer Merah mendapatkan kekuasaan, mereka mengevakuasi rakyat dari
perkotaan ke pedesaan di mana mereka dipaksa hidup dalam ladang-ladang
yang ditinggali bersama. Rezim Pol Pot sangat kritis terhadap oposisi
maupun kritik politik; ribuan politikus dan pejabat dibunuh, dan Phnom
Penh pun ikut berubah menjadi kota hantu yang penduduknya banyak yang
meninggal akibat kelaparan, penyakit atau eksekusi. Ranjau-ranjau darat
(oleh Pol Pot mereka disebut sebagai 'tentara yang sempurna') disebarkan
secara luas ke seluruh wilayah pedesaan.
Pada
akhir 1978, Vietnam menginvasi Kamboja. Pasukan Kamboja dikalahkan
dengan mudah, dan Pol Pot lari ke perbatasan Thailand. Pada Januari
1979, Vietnam membentuk pemerintah boneka di bawah Heng Samrin, yang
terdiri dari anggota Khmer Merah yang sebelumnya melarikan diri ke
Vietnam untuk menghindari penmbasmian yang terjadi sebelumnya pada 1954.
Banyak anggota Khmer Merah di Kamboja sebelah timur yang pindah ke
pihak Vietnam karena takut dituduh berkolaborasi. Pol Pot berhasil
mempertahankan jumlah pengikut yang cukup untuk tetap bertempur di
wilayah-wilayah yang kecil di sebelah barat Kamboja. Pada saat itu,
Tiongkok, yang sebelumnya mendukung Pol Pot, menyerang, dan menyebabkan
Perang Tiongkok-Vietnam yang tidak berlangsung lama. Pol Pot, musuh Uni
Soviet, juga memperoleh dukungan dari Thailand dan AS. AS dan Tiongkok
memveto alokasi perwakilan Kamboja di Sidang Umum PBB yang berasal dari
pemerintahan Heng Samrin. AS secara langsung dan tidak langsung
mendukung Pol Pot dengan menyalurkan bantuan dana yang dikumpulkan untuk
Khmer Merah.
Jumlah
korban jiwa dari perang saudara, konsolidasi kekuasaan Pol Pot dan
invasi Vietnam masih dipertentangkan. Sumber-sumber yang dapat dipercaya
dari pihak Barat menyebut angka 1,6 juta jiwa, sedangkan sebuah sumber
yang spesifik, seperti jumlah tiga juta korban jiwa antara 1975 dan
1979, diberikan oleh rezim Phnom Penh yang didukung Vietnam, PRK. Bapa
Ponchaud memberikan perkiraan sebesar 2,3 juta—meski jumlah ini termasuk
ratusan ribu korban sebelum pengambil alihan yang dilakukan Partai
Komunis. Amnesty International menyebut 1,4 juta; sedngkan Departemen
Negara AS, 1,2 juta. Khieu Samphan dan Pol Pot sendiri, masing-masing
menyebut 1 juta dan 800.000.
Pasca Pemerintahan Partai Komunis
Pol
Pot mundur dari jabatannya pada 1985, namun bertahan sebagai pemimpin
de facto Partai Komunis dan kekuatan yang dominan di dalamnya.Pada 1989,
Vietnam mundur dari Kamboja. Pol Pot menolak proses perdamaian, dan
tetap berperang melawan pemerintah koalisi yang baru. Khmer Merah
bertahan melawan pasukan pemerintah hingga 1996, saat banyak pasukannya
yang telah kehilangan moral mulai meninggalkannya. Beberapa pejabat
Khmer Merah yang penting juga berpindah pihak.
Pol
Pot memerintahkan eksekusi terhadap rekan dekatnya Son Sen dan sebelas
anggota keluarganya pada 10 Juni 1997 karena mencoba mengadakan
persetujuan dengan pemerintah (kabar tentang ini tidak diketahui di luar
Kamboja selama tiga hari). Pol Pot lalu melarikan diri namun berhasil
ditangkap Kepala Militer Khmer Merah, Ta Mok dan dijadikan tahanan rumah
seumur hidup. Pada April 1998, Ta Mok lari ke daerah hutan sambil
membawa Pol Pot setelah sebuah serangan pemerintah yang baru. Beberapa
hari kemudian, pada 15 April 1998, Pol Pot meninggal - kabarnya akibat
serangan jantung. Jasadnya kemudian dibakar di wilayah pedesaan,
disaksikan oleh beberapa anggota eks-Khmer Merah.
8. Augusto Pinochet
Augusto
José Ramón Pinochet Ugarte (Valparaíso, 25 November 1915–Providencia,
10 Desember 2006) adalah seorang jenderal dan diktator Chili. Ia adalah
kepala junta militer yang berkuasa di Chili pada periode 1973 - 1990. Ia
meraih kekuasaan dengan cara kudeta sesaat setelah pemilu demokratis
yang memilih Presiden Salvador Allende yang sosialis. Ia tampil sebagai
presiden Republik pada 1974 - 1990 (dari 1981 hingga terbentuknya sebuah
Konstitusi 1980) yang baru.Sekitar 3.000 orang Chili terbunuh selama
masa pemerintahannya. Pinochet memperkenalkan banyak kebijakan pasar
bebas neoliberal.
Melalui
Operasi Jakarta, presiden AS, Richard Nixon menggunakan CIA untuk
membantu junta militer Chili dalam mengkudeta Presiden Salvador Allende
dan menaikan Wakil Panglima Angkatan Bersenjata Chile, Augusto Pinochet
Agurte. Sejak 1974-1990, tidak kurang dari 2025 kasus pelanggaran HAM
dilakukan oleh rezim Pinochet melalui dinas rahasianya DINA (semacam
Kopkamtib-nya Chile) telah terjadi. 1068 berupa kasus pembunuhan dan 957
kasus orang hilang.Kudeta yang dilakukan Pinochet terhadap Allende,
bila dicermati amat mirip dengan yang diduga dilakukan Soeharto terhadap
Soekarno yaitu setidaknya antara lain pada:
-Beredarnya
dokumen yang meresahkan tentang perencanaan pembunuhan beberapa
jenderal dan komandan-komandan militer. Hal itu selain terjadi di Chile
(dokumen rencana ‘Z’) juga Indonesia (Beredarnya daftar pejabat AD yang
akan dibunuh dikalangan tokoh-tokoh buruh, politisi dan elit militer
Chili).
-Disebarnya
isu yang menimbulkan keresahan dan ketidakstabilan poltitik dalam
negeri. Di Chile masyarakat terutama serikat buruh militan dan
jenderal-jenderal konservatif mendapat kiriman kartu-kartu kecil di mana
tercetak kata-kata 'Jakarta Se Acerca' (Jakarta Sudah Mendekat).
-Diduga sangat kuat kedua kudeta tersebut sama-sama di dukung CIA.
Pada
1990 ia kehilangan kekuasaan, namun ia menjadikan dirinya senator
seumur hidup, untuk mencegah agar ia tak ditangkap. Ia dipaksa
meninggalkan kedudukan senator pada 2002, namun sekali lagi ia tak
ditangkap, saat itu dikatakan ia menderita dementia. Pada Mei 2004 hakim
berkata itu tidak benar. Pada 13 Desember ia ditempatkan dalam tahanan
rumah.Ia meninggal dunia pada 10 Desember 2006 seminggu setelah terkena
serangan jantung.
9. Soeharto
Jend.
Besar TNI Purn. Haji Moehammad Soeharto, (ER, EYD: Suharto) (lahir di
Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921 – wafat di Jakarta, 27
Januari 2008 dalam umur 86 tahun[1]) adalah Presiden Indonesia yang
kedua, menggantikan Soekarno, dari 1967 sampai 1998.Sebelum menjadi
presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa pendudukan Jepang
dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30
September, Soeharto menyatakan bahwa PKI adalah pihak yang bertanggung
jawab dan memimpin operasi untuk menumpasnya. Operasi ini menewaskan
lebih dari 500.000 jiwa.
Soeharto
kemudian mengambil alih kekuasaan dari Soekarno, dan resmi menjadi
presiden pada tahun 1968. Ia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973,
1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Pada tahun 1998, masa jabatannya
berakhir setelah mengundurkan diri pada tanggal 21 Mei tahun tersebut,
menyusul terjadinya Kerusuhan Mei 1998 dan pendudukan gedung DPR/MPR
oleh ribuan mahasiswa. Ia merupakan orang Indonesia terlama dalam
jabatannya sebagai presiden. Soeharto digantikan oleh B.J. Habibie.
Naik ke Kekuasaan
Pada
pagi hari 1 Oktober 1965, beberapa pasukan pengawal Kepresidenan,
Tjakrabirawa di bawah Letnan Kolonel Untung Syamsuri bersama pasukan
lain menculik dan membunuh enam orang jendral. Pada peristiwa itu
Jendral A.H. Nasution yang menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang
Hankam dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata berhasil lolos. Satu yang
terselamatkan, yang tidak menjadi target dari percobaan kudeta adalah
Mayor Jendral Soeharto, meski menjadi sebuah pertanyaan apakah Soeharto
ini terlibat atau tidak dalam peristiwa yang dikenal sebagai G-30-S itu.
Beberapa sumber mengatakan, Pasukan Tjakrabirawa yang terlibat itu
menyatakan bahwa mereka mencoba menghentikan kudeta militer yang
didukung oleh CIA yang direncanakan untuk menyingkirkan Presiden
Soekarno dari kekuasaan pada 'Hari ABRI', 5 Oktober 1965 oleh badan
militer yang lebih dikenal sebagai Dewan Jenderal.
Peristiwa
ini segera ditanggapi oleh Mayjen Soeharto untuk segera mengamankan
Jakarta, menurut versi resmi sejarah pada masa Orde Baru, terutama
setelah mendapatkan kabar bahwa Letjen Ahmad Yani, Menteri / Panglima
Angkatan Darat tidak diketahui keberadaannya. Hal ini sebenarnya
berdasarkan kebiasaan yang berlaku di Angkatan Darat bahwa bila Panglima
Angkatan Darat berhalangan hadir, maka Panglima Kostrad yang
menjalankan tugasnya. Tindakan ini diperkuat dengan turunnya Surat
Perintah yang dikenal sebagai Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) dari
Presiden Soekarno yang memberikan kewenangan dan mandat kepada Soeharto
untuk mengambil segala tindakan untuk memulihkan keamanan dan
ketertiban. Langkah yang diambil Soeharto adalah segera membubarkan
Partai Komunis Indonesia (PKI) sekalipun sempat ditentang Presiden
Soekarno, penangkapan sejumlah menteri yang diduga terlibat G-30-S
(Gerakan 30 September). Tindakan ini menurut pengamat internasional
dikatakan sebagai langkah menyingkirkan Angkatan Bersenjata Indonesia
yang pro-Soekarno dan pro-Komunis yang justru dialamatkan kepada
Angkatan Udara Republik Indonesia di mana jajaran pimpinannya khususnya
Panglima Angkatan Udara Laksamana Udara Omar Dhani yang dinilai pro
Soekarno dan Komunis, dan akhirnya memaksa Soekarno untuk menyerahkan
kekuasaan eksekutif. Tindakan pembersihan dari unsur-unsur komunis (PKI)
membawa tindakan penghukuman mati anggota Partai Komunis di Indonesia
yang menyebabkan pembunuhan sistematis sekitar 500 ribu 'tersangka
komunis', kebanyakan warga sipil, dan kekerasan terhadap minoritas
Tionghoa Indonesia.
Soeharto
dikatakan menerima dukungan CIA dalam penumpasan komunis. Diplomat
Amerika 25 tahun kemudian mengungkapkan bahwa mereka telah menulis
daftar 'operasi komunis' Indonesia dan telah menyerahkan sebanyak 5.000
nama kepada militer Indonesia. Been Huang, bekas anggota kedutaan
politik AS di Jakarta mengatakan di 1990 bahwa: 'Itu merupakan suatu
pertolongan besar bagi Angkatan Bersenjata. Mereka mungkin membunuh
banyak orang, dan saya kemungkinan memiliki banyak darah di tangan saya,
tetapi tidak seburuk itu. Ada saatnya di mana anda harus memukul keras
pada saat yang tepat.' Howard Fenderspiel, ahli Indonesia di State
Department's Bureau of Intelligence and Research di 1965: 'Tidak ada
yang peduli, selama mereka adalah komunis, bahwa mereka dibantai. Tidak
ada yang bekerja tentangnya.'1 Dia mengakhiri konfrontasi dengan
Malaysia dalam rangka membebaskan sumber daya di militer.
Jendral
Soeharto akhirnya menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia setelah
pertanggungjawaban Presiden Soekarno (NAWAKSARA) ditolak MPRS pada tahun
1967, kemudian mendirikan apa yang disebut Orde Baru.Beberapa pengamat
politik baik dalam negeri maupun luar negeri mengatakan bahwa Soeharto
membersihkan parlemen dari komunis, menyingkirkan serikat buruh dan
meningkatkan sensor. Dia juga memutuskan hubungan diplomatik dengan
Republik Rakyat Cina dan menjalin hubungan dengan negara barat dan PBB.
Dia menjadi penentu dalam semua keputusan politik.
Jendral
Soeharto dikatakan meningkatkan dana militer dan mendirikan dua badan
intelijen - Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) dan
Badan Koordinasi Intelijen Nasional (Bakin). Sekitar 2 juta orang
dieksekusi dalam pembersihan massal dan lebih dari 200.000 ditangkap
hanya karena dicurigai terlibat dalam kudeta. Banyak komunis, tersangka
komunis dan yang disebut 'musuh negara' dihukum mati (meskipun beberapa
hukuman ditunda sampai 1990).
Diduga
bahwa daftar tersangka komunis diberikan ke tangan Soeharto oleh CIA.
Sebagai tambahan, CIA melacak nama dalam daftar ini ketika rezim
Soeharto mulai mencari mereka. Dukungan yang tidak dibicarakan ini dari
Pemerintah Amerika Serikat untuk rezim Soeharto tetap diam sampai invasi
Timor Timur, dan terus berlangsung sampai akhir 1990-an. Karena
kekayaan sumber daya alamnya dan populasi konsumen yang besar, Indonesia
dihargai sebagai rekan dagang Amerika Serikat dan begitu juga
pengiriman senjata tetapi dipertahankan ke rezim Soeharto. Ketika
Soeharto mengumjungi Washington pada 1995 pejabat administratif Clinton
dikutip di New York Times mengatakan bahwa Soeharto adalah 'orang
seperti kita' atau 'orang golongan kita'.
Pada
12 Maret 1967 Soeharto diangkat sebagai Pejabat Presiden Indonesia oleh
MPR Sementara. Setahun kemudian, pada 27 Maret 1968 dia resmi diangkat
sebagai Presiden untuk masa jabatan lima tahun yang pertama. Dia secara
langsung menunjuk 20% anggota MPR. Partai Golkar menjadi partai favorit
dan satu-satunya yang diterima oleh pejabat pemerintah. Indonesia juga
menjadi salah satu pendiri ASEAN.
Ekonomi
Indonesia benar-benar amburadul di pertengahan 1960-an. Soeharto pun
kemudian meminta nasehat dari tim ekonom hasil didikan Barat yang banyak
dikenal sebagai 'mafia Berkeley'. Tujuan jangka pendek pemerintahan
baru ini adalah mengendalikan inflasi, menstabilkan nilai rupiah,
memperoleh hutang luar negeri, serta mendorong masuknya investasi asing.
Dan untuk satu hal ini, kesuksesan mereka tidak bisa dipungkiri. Peran
Sudjono Humardani sebagai asisten finansial besar artinya dalam
pencapaian ini.Di bidang sosial politik, Soeharto menyerahkannya kepada
Ali Murtopo sebagai asisten untuk masalah-masalah politik. Menghilangkan
oposisi dengan melemahkan kekuatan partai politik dilakukan melalui
fusi dalam sistem kepartaian.
Puncak Orde Baru
Pada
masa pemerintahannya, Presiden Soeharto menetapkan pertumbuhan ekonomi
sebagai pokok tugas dan tujuan pemerintah. Dia mengangkat banyak
teknokrat dan ahli ekonomi yang sebelumnya bertentangan dengan Presiden
Soekarno yang cenderung bersifat sosialis. Teknokrat-teknokrat yang
umumnya berpendidikan barat dan liberal (Amerika Serikat) diangkat
adalah lulusan Berkeley sehingga mereka lebih dikenal di dalam klik
ekonomi sebagai Mafia Berkeley di kalangan Ekonomi, Industri dan
Keuangan Indonesia. Pada masanya, Indonesia mendapatkan bantuan ekonomi
dan keuangan dari negara-negara donor (negara-negara maju) yang
tergabung dalan IGGI yang diseponsori oleh pemerintah Belanda. Namun
pada tahun 1992, IGGI dihentikan oleh pemerintah Indonesia karena
dianggap turut campur dalam urusan dalam negeri Indonesia, khususnya
dalam kasus Timor Timur pasca Insiden Dili. Peran IGGI ini digantikan
oleh lembaga donor CGI yang disponsori Perancis. Selain itu, Indonesia
mendapat bantuan dari lembaga internasional lainnya yang berada dibawah
PBB seperti UNICEF, UNESCO dan WHO. Namun sayangnya, kegagalan manajemen
ekonomi yang bertumpu dalam sistem trickle down effect (menetes ke
bawah) yang mementingkan pertumbuhan dan pengelolaan ekonomi pada
segelintir kalangan serta buruknya manajemen ekonomi perdagangan
industri dan keuangan (EKUIN) pemerintah, membuat Indonesia akhirnya
bergantung pada donor Internasional terutama paska Krisis 1997. Dalam
bidang ekonomi juga, tercatat Indonesia mengalami swasembada beras pada
tahun 1984. Namun prestasi itu ternyata tidak dapat dipertahankan pada
tahun-tahun berikutnya. Kemudian kemajuan ekonomi Indonesia saat itu
dianggap sangat signifikan sehingga Indonesia sempat dimasukkan dalam
negara yang mendekati negara-negara Industri Baru bersama dengan
Malaysia, Filipina dan Thailand, selain Singapura, Taiwan dan Korea
Selatan.
Di
bidang politik, Presiden Soeharto melakukan penyatuan partai-partai
politik sehingga pada masa itu dikenal tiga partai politik yakni Partai
Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan Karya (Golkar) dan Partai
Demokrasi Indonesia (PDI) dalam upayanya menyederhanakan kehidupan
berpolitik di Indonesia sebagai akibat dari politik masa presiden
Soekarno yang menggunakan sistem multipartai yang berakibat pada jatuh
bangunnya kabinet dan dianggap penyebab mandeknya pembangunan. Kemudian
dikeluarkannnya UU Politik dan Asas tunggal Pancasila yang mewarnai
kehidupan politik saat itu. Namun dalam perjalanannya, terjadi
ketimpangan dalam kehidupan politik di mana muncullah istilah 'mayoritas
tunggal' di mana GOLKAR dijadikan partai utama dan mengebirikan dua
parpol lainnya dalam setiap penyelenggaraan PEMILU. Berbagai
ketidakpuasan muncul, namun dapat diredam oleh sistem pada masa itu.
Seiring
dengan naiknya taraf pendidikan pada masa pemerintahannya karena
pertumbuhan ekonomi, muncullah berbagai kritik dan ketidakpuasan atas
ketimpangan ketimpangan dalam pembangunan. Kesenjangan ekonomi, sosial
dan politik memunculkan kalangan yang tidak puas dan menuntut perbaikan.
Kemudian pada masa pemerintahannya, tercatat muncul peristiwa kekerasan
di masyarakat yang umumnya sarat kepentingan politik, selain memang
karena ketidakpuasan dari masyarakat.
Beberapa Catatan Atas Tindakan Represif Orde Baru
Presiden
Soeharto dinilai memulai penekanan terhadap suku Tionghoa, melarang
penggunaan tulisan Tionghoa tertulis di berbagai material tertulis, dan
menutup organisasi Tionghoa karena tuduhan simpati mereka terhadap
komunis. Walaupun begitu, Soeharto terlibat persahabatan yang akrab
dengan Lee Kuan Yew yang pernah manjadi Perdana Menteri Singapura yang
beretnis Tionghoa.
Pada
1970 Soeharto melarang protes pelajar setelah demonstrasi yang meluas
melawan korupsi. Sebuah komisi menemukan bahwa korupsi sangat umum.
Soeharto menyetujui hanya dua kasus dan kemudian menutup komisi
tersebut. Korupsi kemudian menjadi sebuah endemik.Dia memerintah melalui
kontrol militer dan penyensoran media. Dia menguasai finansial dengan
memberikan transaksi mudah dan monopoli kepada saudara-saudaranya,
termasuk enam anaknya. Dia juga terus memainkan faksi berlainan di
militer melawan satu sama lain, dimulai dengan mendukung kelompok
nasionalis dan kemudian mendukung unsur Islam.
Pada
1973 dia memenangkan jangka lima-tahun berikutnya melalui pemilihan
'electoral college'. dan juga terpilih kembali pada 1978, 1983, 1988,
1993, dan 1998. Soeharto mengubah UU Pemilu dengan mengizinkan hanya
tiga partai yang boleh mengikuti pemilihan, termasuk partainya sendiri,
Golkar. Oleh karena itu semua partai Islam yang ada diharuskan bergabung
menjadi Partai Persatuan Pembangunan, sementara partai-partai non-Islam
(ka****k dan Protestan) serta partai-partai nasionalis digabungkan
menjadi Partai Demokrasi Indonesia.
Pada
1975, dengan persetujuan bahkan permintaan Amerika Serikat dan
Australia, ia memerintahkan pasukan Indonesia untuk memasuki bekas
koloni Portugal Timor Timur setelah Portugal mundur dan gerakan Fretilin
memegang kuasa yang menimbulkan kekacauan di masyarakat Timor Timur
Sendiri, serta kekhawatiran Amerika Serikat atas tidakan Fretilin yang
menurutnya mengundang campur tangan Uni Soviet. Kemudian pemerintahan
pro integrasi dipasang oleh Indonesia meminta wilayah tersebut
berintegrasi dengan Indonesia. Pada 15 Juli 1976 Timor Timur menjadi
provinsi Timor Timur sampai wilayah tersebut dialihkan ke administrasi
PBB pada 1999.Korupsi menjadi beban berat pada 1980-an. Pada 5 Mei 1980
sebuah kelompok yang kemudian lebih dikenal dengan nama Petisi 50
menuntut kebebasan politik yang lebih besar. Kelompok ini terdiri dari
anggota militer, politisi, akademik, dan mahasiswa. Media Indonesia
menekan beritanya dan pemerintah mecekal penandatangannya. Setelah pada
1984 kelompok ini menuduh bahwa Soeharto menciptakan negara satu partai,
beberapa pemimpinnya dipenjarakan.Catatan hak asasi manusia Soeharto
juga semakin memburuk dari tahun ke tahun. Pada 1993 Komisi HAM PBB
membuat resolusi yang mengungkapkan keprihatinan yang mendalam terhadap
pelanggaran hak-hak asasi manusia di Indonesia dan di Timor Timur.
Presiden AS Bill Clinton mendukungnya.
Pada
1996 Soeharto berusaha menyingkirkan Megawati Soekarnoputri dari
kepemimpinan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), salah satu dari tiga
partai resmi. Di bulan Juni, pendukung Megawati menduduki markas besar
partai tersebut. Setelah pasukan keamanan menahan mereka, kerusuhan
pecah di Jakarta pada tanggal 27 Juli 1996 (peristiwa Sabtu Kelabu) yang
dikenal sebagai 'Peristiwa Kudatuli' (Kerusuhan Dua Tujuh Juli).
Soeharto Turun Takhta
Pada
1997, menurut Bank Dunia, 20 sampai 30% dari dana pengembangan
Indonesia telah disalahgunakan selama bertahun-tahun. Krisis finansial
Asia di tahun yang sama tidak membawa hal bagus bagi pemerintahan
Presiden Soeharto ketika ia dipaksa untuk meminta pinjaman, yang juga
berarti pemeriksaan menyeluruh dan mendetail dari IMF.
Mekipun
sempat menyatakan untuk tidak dicalonkan kembali sebagai Presiden pada
periode 1998-2003, terutama pada acara Golongan Karya, Soeharto tetap
memastikan ia terpilih kembali oleh parlemen untuk ketujuh kalinya di
Maret 1998. Setelah beberapa demonstrasi, kerusuhan, tekanan politik dan
militer, serta berpuncak pada pendudukan gedung DPR/MPR RI, Presiden
Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 untuk menghindari perpecahan
dan meletusnya ketidakstabilan di Indonesia. Pemerintahan dilanjutkan
oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, B.J. Habibie.Dalam
pemerintahannya yang berlangsung selama 32 tahun lamanya, telah terjadi
penyalahgunaan kekuasaan termasuk korupsi dan pelanggaran HAM. Hal ini
merupakan salah satu faktor berakhirnya era Soeharto.
10. George Walker Bush
George
Walker Bush (lahir di New Haven, Connecticut, 6 Juli 1946; umur 62
tahun) adalah Presiden Amerika Serikat ke-43 yang saat ini sedang
menjabat. Ia dilantik 20 Januari 2001 setelah terpilih lewat pemilu
presiden tahun 2000 dan terpilih kembali pada pemilu presiden tahun
2004. Jabatan kepresidenan kedua kalinya akan berakhir pada 20 Januari
2009. Sebelumnya, ia adalah Gubernur Texas ke-46 (1995-2000). Jabatan
ini ditinggalkan sesaat setelah dirinya terpilih sebagai presiden.
Dalam
sejarahnya, Keluarga Bush adalah bagian dari Partai Republik dan
politik Amerika. Bush adalah anak tertua mantan Presiden Amerika Serikat
George H. W. Bush. Ibunya adalah Barbara Bush. Kakeknya, Prescott Bush
adalah mantan Senator Amerika Serikat dari Connecticut. Sedang, adiknya,
Jeb Bush adalah mantan Gubernur Florida. Menyusul Serangan 11 September
2001, Bush mengumumkan Perang melawan terorisme secara menyeluruh.
Sepanjang Oktober 2001, dia memerintahkan invasi ke Afganistan untuk
melumpuhkan kekuatan Taliban dan al-Qaeda.Pada Maret 2003, Bush
memerintahkan penyeranganan ke Irak dengan alasan bahwa Irak telah
melanggar Resolusi PBB no. 1441 mengenai senjata pemusnah massal dan
karenanya harus dilucuti dengan kekerasan.Setelah digulingkannya rezim
Saddam Hussein, Bush bertekad memimpin AS untuk menegakkan demokrasi di
Timur tengah, yang dimulai dengan Afganistan dan Irak.Namun hingga kini
situasi di Irak semakin tidak stabil karena pertikaian yang
berkepanjangan antara kelompok Sunni, yang di masa Saddam Hussein
praktis berkuasa atas kelompok mayoritas Syi'ah, yang kini ganti
berkuasa.
Bush
pertama-tama dipilih pada tahun 2000, dan menjadi presiden keempat
dalam sejarah AS yang dipilih tanpa memenangkan suara rakyat setelah
1824, 1876, dan 1888. Bush yang menggambarkan dirinya sebagai 'presiden
perang',terpilih kembali pada 2004setelah kampanye pemilihan yang sengit
dan panas. Dalam kampanye ini, keputusannya untuk mengadakan Perang
melawan Terorisme dan Perang Irak dijadikan isu sentral. Bush menjadi
kandidat pertama yang memperoleh kemenangan mayoritas suara rakyat sejak
ayahnya menang 16 tahun sebelumnya.Dalam tiga pemilihan umum
sebelumnya, penampilan kandidat partai ketiga yang hebat telah
menghalangi pemenang suara rakyat, Gore dan Clinton, untuk memperoleh
suara mayoritas rakyat.
Presiden AS
Bush
merupakan orang kedua menjadi presiden yang mengikuti jejak ayahnya
George H. W. Bush, Presiden Amerika Serikat yang ke-41, setelah John
Adams, Presiden kedua, dan John Quincy Adams, yang keenam, merupakan
bapak dan anak. Terdapat juga pasangan kakek dan cucu, William Henry
Harrison dan Benjamin Harrison.
Masa Jabatan Pertama
Masa
jabatannya sebagai presiden didominasi 'perang melawan terorisme', yang
mencuat setelah terjadinya Peristiwa 9/11 (serangan terhadap WTC).
Serangan tersebut dijadikannya alasan untuk memerintahkan invasi
terhadap Afganistan pada tahun 2001 untuk membebaskan Afganistan dari
rezim Taliban dan Irak pada tahun 2003 untuk menjatuhkan pemerintah
Saddam Hussein. Bush menyatakan kemenangan AS dalam invasi Irak pada 1
Mei 2003, namun hingga kini (Agustus 2006) konflik di Irak masih belum
berakhir akibat serangan-serangan dari para pemberon
Masa Jabatan Kedua
Meskipun
banyak pihak yang menentang kedua peristiwa tersebut (khususnya dari
luar AS), ia memenangkan Pemilu Presiden Amerika 2004 dengan selisih 3%
dengan saingan utamanya John Kerry. Masa jabatan keduanya masih dipenuhi
masalah di Irak, karena korban dari pasukan AS terus berjatuhan,
mencapai lebih dari 2.500 orang hingga 3 Agustus 2006.
Peristiwa
penting lain pada masa jabatan kedua ini adalah Badai Katrina pada
Agustus 2005. Bush dianggap lambat dalam menangani peristiwa ini, yang
memakan korban ribuan jiwa. Kejadian ini juga memperlihatkan jurang
ekonomi yang jelas antara kaum kulit putih dan kulit hitam di Amerika.
Dalam acara penandatanganan peraturan bioetik alternatif yang dihadiri
18 keluarga dengan 20-an batita yang lahir dari embrio sumbangan sisa
dari prosedur fertilisasi in vitro, untuk pertama kalinya ia menggunakan
hak vetonya untuk menghalangi RUU bagi pengembangan riset sel induk
embrionik.Pada saat ini jabatan Kepala Staf Gedung Putih dipegang oleh
Joshua B. Bolten dan Wakil Kepala Stafnya dijabat oleh Karl Rove.
Rancangan Tentara-tentara Super Masa Depan
Teknologi
di dunia terus berkembang. Di tahun 2020, militer di seluruh dunia akan
mampu memanfaatkan teknologi yang belum pernah ada sebelumnya dalam
sejarah manusia. Dengan teknologi seperti robotik dan nanoteknologi,
maka kita akan bisa menciptakan tentara-tentara super masa depan.
Berikut ini adalah ciri-ciri definitif para tentara super dalam medan tempur masa depan :
1. Kekuatan Manusia Super
Tentara
masa depan akan ditunjang kerangka mesin cerdas yang akan
melipatgandakan kekuatan fisiknya. Dengan kerangka super ini, baik
memakai teknologi robot atau nanoteknologi, tentara ini akan bisa
bergerak/berlari lebih cepat, lebih lama, sambil membawa beban berat
dengan hanya mengeluarkan sedikit tenaga.
Beban
yang bisa diangkat dengan technological enhancement ini diperkirakan
bisa mencapai lebih dari 200 kg. Tentara ini juga akan bisa membawa
senjata yang lebih besar yang sebelumnya hanya bisa dibawa oleh
kendaraan militer, serta membawa amunisi yang lebih lengkap. Saat ada
temannya yang terluka, maka dia bisa mengangkat temannya itu dengan
sangat mudah.
2. Baju Pelindung Super Dengan Nano Teknologi
Baju
tentara masa depan akan jauh lebih kuat dari Kevlar dan super ringan.
Ini dimungkinkan dengan menggunakan material nano teknologi yang super
kuat. Beberapa bahan nano teknologi seperti carbon nanotube kerasnya
bahkan melebihi intan.
Baju
ini akan jauh lebih tahan peluru bahkan yang berkaliber besar, tahan
ledakan yang sangat kuat, bahkan tahan terhadap cuaca ekstrim seperti
panas atau dingin yang ekstrim.
Saat
ini yang banyak digunakan adalah bahan dari metal atau komposit
keramik, bobotnya berat dan mengganggu fleksibiltas serta mobilitas
tentara. Sedangkan pakaian yang diperkuat nano teknologi akan seringan
dan sefleksibel baju dari kain biasa. Ini membuat tentara ini akan mampu
bergerak lebih cepat dan efisien (rapid movement).
Departemen
Pertahanan Amerika bahkan sedang melakukan riset baju pelindung yang
mampu mengantisipasi datangnya peluru seperti halnya airbag dalam mobil
kelas atas. Ketika peluru datang, maka sensor super canggihnya akan
langsung memperkuat bagian yang akan terkena sasaran peluru tersebut.
3. Teknologi Stealth / Predator Effect
Dengan
teknologi bahan nanoteknologi yang mampu beradaptasi, baju tentara ini
bisa berubah-ubah tampilannya sesuai dengan lingkungannya. Intinya
adalah tentara ini selain mematikan, juga akan sulit terlihat oleh
musuhnya.
Bajunya
akan berubah warna menjadi hitam di waktu malam, ia akan berwarna hijau
gelap di dalam hutan, berwarna pasir di padang pasir, atau berwarna
putih di musim salju. Saat ia sedang berada di perkotaan, atau di sebuah
pesta, maka pakaian nanoteknologi cerdas itu akan menyesuaikan diri
dengan sendirinya.
4. Helm Berteknologi Advanced Hud
Helm
yang didukung teknologi display digital akan mampu memberikan
pemandangan dan informasi yang super detail dari medan pertempuran. Anda
bisa melihat apa yang tidak dilihat musuh anda.
Helm
itu akan dilengkapi perlengkapan standar sinar infra-red untuk melihat
dalam kegelapan, juga layar advanced-HUD (Heads Up Display, seperti yang
ada di pesawat tempur canggih) yang mampu memberikan pandangan taktis
dan strategis, data dan informasi medan perang real-time lewat satelit.
Lewat
layar itu, tentara itu akan mengetahui secara persis posisi dan jumlah
musuh. Di saat santai, layar ini juga bisa untuk nonton DVD, Discovery
Channel, dan channel lainnya.
Helm
ini juga dilengkapi speaker yang digunakan untuk menerima instruksi dan
informasi langsung dari markas operasional, pemimpin pasukan, serta
dapat pula digunakan untuk mendengarkan lagu-lagu MP3 yang memutar
lagu-lagu.
5. Perlengkapan Penunjang yang Canggih
Selain
keunggulan-keunggulan diatas, teknologi ini juga dilengkapi dengan
berbagai perlengkapan yang mendukung kenyamanan para tentara masa depan.
Kantung
air minum yang bisa dimodifikasi untuk 6 macam minuman yang berbeda,
dari minuman berenergi, teh melati, jus alpukat, sampai kopi susu untuk
operasi malam hari.
Alat
mekanik dengan nanoteknologi yang bisa melakukan pijatan-pijatan
akupunktur dan akupressure di pundak, leher, lengan, punggung, dan kaki.
Tentara
akan membawa ransum yang memungkinkan ia dapat bertahan dalam 6 hari.
Setelah itu, bila diperlukan tentara itu dapat dengan mudah menggunakan
sistem telekomunikasi canggih berbasis satelit yang bisa untuk
menelepon.
Langganan:
Postingan (Atom)