Ya'juj & Ma'juj
“Hingga
apabila dibukakan (dinding) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan
cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan
janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata
orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): ‘Aduhai, celakalah kami,
sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah
orang-orang yang zhalim’.” (Al-Anbiya`: 96-97)
Firman
Allah SWT diatas menerangkan bahwa sebelum kiamat dinding Ya'juj dan
Ma'juj akan terbuka dan mereka (Ya'juj dan Ma'juj) akan melakukan
kerusakan di muka bumi. Yang menjadi pertanyaan;
Dimanakah dinding tersebut?
Siapakah Ya'juj dan Ma'juj itu?
Apakah dinding itu telah terbuka?
Asal Usul Ya’juj dan Ma’juj
Ya’juj dan Ma’juj Manusia
Allah
SWT berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika
wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang
hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah SWT
berfirman: “Keluarkan utusan (penghuni) neraka.” Maka Adam bertanya:
“Apa itu utusan (penghuni) neraka?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Mereka dari setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh
sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil menjadi beruban, setiap yang
hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu lihat orang-orang
seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena adzab Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para shahabat bertanya:
“Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah
menjawab: “Bergembiralah, sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian
satu dan dari Ya’juj dan Ma’juj seribu….” (Hadits riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal. 382)
Berdasarkan
pendapat yang paling kuat, Ya’juj dan Ma’juj merupakan isim ‘Ajam dan
Laqab (julukan). Para ulama sepakat, bahwa Ya’juj dan Ma’juj termasuk
manusia. Hanya saja, para ulama berbeda dalam menentukan siapa nenek
moyangnya. Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam 'alaihis salam dan Hawa
atau dari Adam saja. Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh 'alaihis
salam dari keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir.
Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh mempunyai tiga anak, Sam,
Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts bin Nuh.
Menurut
Al-Maraghi, Ya’juj dan Ma’juj berasal dari satu ayah yaitu Turk. Ya-juj
adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma-juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun
keterangan ini tidak kuat. Mereka tinggal di Asia bagian Timur dan
menguasai dari Tibet, China sampai Turkistan Barat dan Tamujin. Mereka
dikenal sebagai Jengis Khan (berarti Raja Dunia) pada abad ke-7 H di
Asia Tengah dan menaklukan Cina Timur. Ditaklukan oleh Quthbuddin Bin
Armilan dari Raja Khuwarizmi yang diteruskan oleh anaknya Aqthay. “Batu”
anak saudaranya menukar dengan negara Rusia tahun 723 H dan
menghancurkan Babilon dan Hongaria. Kemudian digantikan Jaluk dan
dijajah Romawi dengan menggantikan anak saudaranya Manju, diganti
saudaranya Kilay yang menaklukan Cina.
Saudaranya
Hulako menundukan negara Islam dan menjatuhkan Bagdad pada masa daulah
Abasia ketika dipimpin Khalifah Al-Mu’tashim Billah pertengahan abad
ke-7 H / 656 H.
Ya’juj
dan Ma’juj adalah kaum yang banyak keturunannya. Menurut mitos, mereka
tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka
taat pada peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut
mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang
sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang,
tapi ini tidak berdasar.
Pada
QS. Al-Kahfi:94, Ya’juj dan Ma’juj adalah kaum yang kasar dan biadab.
Jika mereka melewati perkampungan, membabat semua yang menghalangi dan
merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain
datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus
dan mengusik ketenangan penduduk.
Beberapa Penelitian Tembok Ya’juj dan Ma'juj
Abdullah
Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis bahwa di distrik Hissar,
Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di
antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke
India dengan kordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama
buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab
al-hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya
tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.
Hiouen
Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu
dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada
danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah,
al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi. Mereka masih
mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom besar
di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan
tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti bunyi
surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin
Inggris, mengenali gerbang besi itu.
Letak Perkiraan Tembok Besi Berada
Apa
pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada
sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di pegunungan
yang sangat tinggi dan sangat keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit
oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada
peta-peta Islam maupun Rusia, terletak di republik Georgia.
Al-Syarif
al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan
Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah).
Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tembok penghalang yang dibangun
Iskandar Dzul Qarnain untuk memenjarakan Ya’juj-Ma’juj terbuka.
Mimpi
itu mendorong Khalifah untuk mengetahui perihal tembok itu saat itu,
juga lokasi pastinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk
mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu Sallam ditemani 50 orang.
Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut dalam Nuzhat
al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya
5000 dinar untuk penelitian ini.
Rombongan
Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail,
penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke
daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu
ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak
dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk
membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj-Ma’juj.
27
hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di
sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari,
Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah
berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam
bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj dan Ma’juj
tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu
berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya’juj-Ma’juj berada.
Sallam
kemudian pergi menuju pegunungan Ya’juj-Ma-juj. Di situ ia melihat
pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah
ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.
Dalam
Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu
disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya,
silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif
al-Idrisi, hal. 934 -938).
Al-Idrisi juga
menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan
biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu
mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari
dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal
itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis
manusia yang konon Ya-juj-Ma-juj itu.
Ya’juj-Ma’juj
sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq,
adalah dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu,
menyerbu, dan membunuh suku-suku lain. Mereka pembuat onar dan sering
menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya’juj
dan Ma’juj kepada Iskandar Dzul Qarnain, Raja Macedonia. Iskandar
kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu
menutupnya dengan tembok dan pintu besi.
Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih.
Dalam
Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam
pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang
pernah melihat Ya-juj-Ma-juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan
orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan
mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu,
Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand
(Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di
Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil
penelitiannya kepada Khalifah.
Kalau menurut
penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah, pegunungan
Ya’juj-Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini
tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Karena di sebelah Barat
Laut Cina adalah daerah Rusia.
Ya'juj dan Ma'juj - Khilafah Islam
Dari
Zaenab binti jahsi bahwa Rasulullah SAW datang kepadanya dalam keadaan
kaget dan bersabda, "Laa ilaaha illallah, celakalah orang Arab karena
kejahatan yang sudah dekat ! Tembok yajuj dan Majuj sudah terbuka
sebesar ini." Dan beliau membuat lingkaran dengan ibu jari dan
telunjuknya. Zaenab bertanya , 'Ya Rasulullah, apakah kita akan binasa
padahal ada orang-orang shaleh diantara kita ?' Beliau menjawab, "Ya,
jika kekejian telah merajalela!" (HR Bukhari, bab Fitnah subbab Yajuj & Majuj, Fath al bari XIII h 106)
Nubuat
yang terkandung menggambarkan bahwa tembok telah berhasil ditebuk atau
dihancurkan, namun dia akan melakukan kerusakan yang amat parah jika "Ya, jika kekejian telah merajalela!"
Disebutkan dalam buku tafsir:
Khalifah mengirimkan ekspedisi sekitar tahun 50 hijriah untuk mencoba menemukan penghalang yang dibangun oleh Dzul Qarnain.
Ekspedisi itu kembali dengan berita bahwa mereka telah menemukan penghalang tersebut, dan penghalang itu telah runtuh.
Ini
memperkuat bukti bahwa pada dasarnya tembok yang menyekat Ya'juj dan
Ma'juj telah luluh runtuh dan hancur dan kita hanya sedang menunggu
saat-saat dimana mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Namun untuk kejelasan pada masa-masa itu alangkah baiknya kita menelusuri secara perlahan siapakah Ya'juj dan Ma'juj itu..
Demikian
kajian dari berbagai sumber mengenai Ya'juj dan Ma'juj diakhir zaman.
Perlu dipahami ini hanyalah kiraan dan kajian kebenaran namun bukan yang
sebenar-benarnya, oleh karna itu kajian ini akan diteruskan oleh agan
sendiri apabila agan mau untuk mengkajinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar